Pagi cerah kubersiap pergi ke sekolah.Ibu membawakannku sekotak nasi untuk bekalku di sekolah.Akupun segera berpamitan kepada Ibu dan Bapakku untuk pergi ke sekolah. Walaupun bekalku sudah dimasukkan kedalam ransel,namun aroma makananku masih tercium dan terbawa sepanjang jalan.
Tibalah aku di sekolah,,, �TOIL��.teman-temanku, Dhifa, Selly, dan Winny,selalu berkata itu, karena kata itu adalah kata keakraban kami sejak setahun yang lalu.Tak tahu berarti apa,tetapi TOIL adalah kata spesial. Tak lama setelah ku datang, bel pun berbunyi tiga kali tanda pelajaran akan dimulai. Dan pelajaran pertama pun dimulai seperti biasanya.
Tiba-tiba di tengah-tengah keasyikan kami belajar, bel istirahat berbunyi��tettt ,tettt��. Guru kami pun segera mengakhiri pelajarannya. Saat itu, Aku, Dhifa, Selly, dan Winny,berkumpul dalam satu meja dan lalu makan bersama.Saat kami bersama-sama mambuka makanan kami,mereka semua mengaggumi aroma masakan Ibuku. Mereka bilang ,masakannya harum, menarik, dan kelihatannya nikmat.Aku hanya bisa tersenyum tersepu bangga pada Ibuku.
Saat kami sudah menghabiskan bekal kami, kami membereskan semua dan menyimpannya di meja kami masing-masing. Saat itu istirahat belum kunjung selesai, kami semua berkumpul di meja Winny sambil bernyanyi lagu keakraban kami. Kami pun terpikir untuk menuliskan lagu itu pada sepotong kertas. Begini bunyinya �TOIL, TOIL, TOIL�.Yang menyebut TOIL 3x adalah sahabat kami�TOIL,TOIL,, dan TOIL��
Yah,,kira-kira seperti itulah contohnya. Masing-masing dari kami berempat membuatnya.
Ketika sedang asyik, bel masuk berbunyi. Kami pun duduk ke tempat masing-masing dengan tertib. Kami sekelas kembali belajar. Rasanya ngantuk sekali saat itu. Waktu terasa lama, dan akhirnya bel berbunyi satu kali. Saatnya berganti pada pelajaran lain. Saat itu aku sedang belajar Matematika. Kami hanya mengerjakan soal-soal yang diberikan pada kami. Setelah kurang labih dari 80 menit, bel istirahat kedua berbunyi. Tak ada hal yang menarik yang perlu kuceritakan saat istirahat kedua.
Saat masuk, aku dan teman-teman yang lainnya melanjutkan pelajaran kami yang terakhir, yaitu Tata Busana. Seperti biasa pada saat tata busana kami menjahit pola pada bahan yang disediakan. Karena semua menjahit, keadaan cukup tenang. Akhirnya,,,saat yang dinanti kami semua tiba, yaitu PULANG... Aku, Dhifa, Selly, Winny, dan teman-teman yang lain bersiap pulang dan meniggalkan kelas. Seperti biasa, sahabat TOIL-ku pulang bersamaku.
Saat perjalanan pulang, kertas Selly terbang terbawa oleh hembusan angin di jalan tak jauh dari sekolah.Karena cuacanya mendung, kami tidak sempat mencarinya. Kamipun segera pulang ke rumah masing-masing.
Keesokan harinya, seperti biasa setelah sarapan dan berpamitan, aku segera berangkat ke sekolah sambil membawa makanan nikmat Ibuku. Saat dijalan, aku melihat Doni,,,si pengacau sekolah yang selalu lapar.
Saat itu aku melihatnya sedang memberhentikan perjalanan beberapa anak sekolah yang sedang berjalan di jalan kecil dekat sekolahku, yang juga merupakan sekolahnya. Setelah ku dekati, ternyata dia memaksa anak-anak itu untuk memberikan makanan mereka kepadanya. Ku berharap saat itu dia tidak melihatku, namun dia tetap melihatku walaupun kuberjalan sembunyi tanpa suara.
Mungkin ini hal biasa bagi sebagian besar anak sekolahku yang sudah sering berhadapan dengannya. Namun, inilah yang pertama kalinya aku berhadapan dengan si Doni. Biasanya, aku tidak pernah berjumpa dengannya, karena aku selalu datang pagi-pagi ke sekolah. Tetapi, betapa sialnya aku hari itu, akibat tidur larut malam, aku jadi kesiangan dan bertemu Doni.
Kemudian dia memaksaku untuk memberikan bekalku kepadannya. Saat itu aku tidak dapat berbuat apa-apa. Tidak punya pilihan lagi, akupun memberikannya. Setelah aku memberikannya, aku segera meninggalkan tempat itu dan langsung bergegas memasuki area sekolah karena bel akan segera berbunyi.
Di sekolah kegiatan berlangsung seperti biasanya. Namun, ada hal yang tidak kulakukan seperti biasanya. Apalagi kalau bukan BEKAL. Kalau dibilang kesal, aku sangat kesal karena aku tidak bisa makan bekal hari itu. Ditengah-tengah keasyikan teman-temanku menyantap bekalnya, aku hanya berpikir, �Bagimana cara membuat kapok si pengacau sekolah itu?�.
Detik demi detik berlalu, menit demi menit terlewat, dan akhirnya tiba saat waktu pulang sekolah. Aku dan sahabat TOIL-ku tidak segera pulang, karena Selly dan Winny mendapat giliran piket hari ini. Setelah beberapa lama aku dan Dhifa menunggu mereka, akhirnya kami berempat pulang melalui jalan kecil yang biasa kami lewati.
Jalan yang biasanya ramai oleh anak sekolah, saat itu sepi karena kami berempat pulang tidak pada waktu biasa. Dari kejauhan, kami melihat dengan PASTI, bahwa Doni sedang ketakutan oleh segerombolan orang yang tubuhnya jauh lebih besar daripada dirinya. Kemudian perlahan-lahan kami mendekatinya dan memastikan apa yang sebenarnya terjadi saat itu. Ternyata, gerombolan itu datang kepada Doni dan meminta sejumlah uang kepadanya.
Aku berpikir dalam hati, mungkin itulah balasan karena Doni sering memaksa orang untuk memberikan bekal mereka kepadanya. Aku tidak tahu, tapi aku merasa bahwa Dhifa, Selly, dan Winny juga berpikir demikian. Akhirnya, saat itu, kami melihat dengan mata kepala kami sendiri, Doni yang selama ini paling ditakutkan seluruh anak sekolah kami, harus takluk pada segerombolan orang-orang itu. Setelah memberikan uang yang diminta, Doni bergegas lari terbirit-birit meninggalkan tempat itu.
Tak lama selang waktu setelah Doni dan segerombolan orang itu pergi, kami berempat juga tak ingin berlama-lama di tempat itu. Diperjalanan menuju rumah kami masing-masing, kami sepakat besokuntuk tidak membawa bekal ke sekolah dan menggunakan waktu istirahat untuk menyelidiki tentang Doni dan segerombolan orang itu.
Sesampainya di rumah, aku seperti biasa mandi, istirahat dan mengerjakan PR.Setelah mengerjakan PR aku kembali teringat oleh kejadian tadi. Aku pun berusaha melupakan dan menyimpan rasa penasarannku hingga besok pagi.
Keesokan paginya, aku bergegas bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Karena aku tidak membawa bekal untuk di sekolah, aku pun makan lebih banyak dari biasannya. Hari itu, aku berangkat lebih pagi, untuk menghindari pertemuan dengan Doni, karena aku yakin Doni tidak akan jera hanya karena kejadian kemarin. Aku berpamitan kepada kedua orangtua ku. Saat di jalan itu, keadaan terlihat aman, tidak ada tanda-tanda kehadiran Doni. Kemudian, sampailah aku di sekolah.
Jam pelajaran dimulai, aku tidak ingin selalu memikirkan hal itu lagi. Sekitar 80 menit kemudian, tiba waktu istirahat. Saat itu aku dan sahabat TOIL-ku keluar untuk melaksanakan misi kami. Di luar, di dekat pagar sekolah kami melihat Doni saat itu sedang menerobos keluar diam-diam. Aku dan sahabatku tidak punya cukup nyali untuk keluar dari sekolah. Kami hanya melihat Doni dari pagar sekolah saja. Aku lihat di jalan depan sekolah tampak segerombolan orang-orang itu lagi. Doni pun terlihat ketakutan.Kami melihat Doni bersembunyi dibalik pohon besar. Dia terus mengamati apa yang sedang dilakukan oleh segerombolan orang itu. Jadi saat itu Aku, Dhifa, Selly, Winny, dan tentunya Doni, sedang diam-diam mengamati segerombolan orang itu.
Di tengah-tengah jalan mereka berhenti. Mereka mengambil sampah kertas yang ada di jalan di hadapan mereka. Tapi,,,,tunggu dulu, sepertinya aku familiar sekali dengan kertas itu. Salah satu dari mereka pertama-tama membaca tulisan yang tertulus pada kertas itu. Kemudian diberikan kepada teman-temannya yang lain secara bergantian. Tak terdengar mereka membaca apapun. Sepertinya mereka membaca itu dalam hati dan tidak diucapkan. Setelah itu kami melihat salah seorang dari mereka membuang kembali kertas itu. Kemudian mereka kembali berjalan dengan mengucapkan, �TOIL, TOIL, TOIL�.Yang menyebut TOIL 3x adalah sahabat kami�TOIL,TOIL,, dan TOIL�� . Wah ternyata kertas yang terlihat tadi adalah kertas Selly yang berisi nyanyian keakraban kami. Itu adalah kertas yang dulu terbang tertiup angin saat kami pulang dan melewati jalan itu.
Selly seketika itu juga mempunyai ide tentang cara untuk membalas dendam kepada Doni. Belum sempat terlaksana, waktu istirahat habis. Rencana itu akan kami laksanakan saat istirahat kedua dan saat pulang sekolah di jalan biasa. Sesampainya guru kami di kelas, kami segera belajar. Sepanjang pelajaran aku tidak dapat terlepas dari ide jahil yang akan ditujukan kepada Doni. Setelah lelah belajar dan mengerjakan soal-soal yang diberikan, akhirnya tiba saat istirahat kedua, saat untuk merencanakan misi�.
Saat itu kami pergi ke kantin untuk sengaja berpura-pura berpapasan dengan Doni. Dari jauh kami sudah melihat orang dengan badan yang besar, siapa lagi kalu bukan Doni. Saat kira-kira dia dapat mendengar suara kami, kami bernyanyi lagu keakraban kami itu.Walaupun menahan malu karena dilihat orang banyak, kami terus bernyanyi dan akhirnya pengorbanan kami tidaklah sia-sia. Doni pura-pura tidak melihat kami, dia membuang muka.Namun, terlihat dengan jelas bahwa mukanya putih memucat dengan mimik ketakutan.
Setelah itu, didalam hati kami, kami tertawa dengan bahagia. Karena sudah terlanjur sampai di kantin, kami mampir untuk jajan terlabih dahulu. Setelah jajan kami kembali ke kelas dan beristirahat karena lelah sejak tadi menertawakan Doni.
Saat di kelas, aku hanya membaca-baca buku pelajaran dari pelajaran yang tadi berlangsung. Ya begitulah, sepanjang pelajaran, aku tidak terlalu memperhatikan guru menerangkan. Belum lama ku membaca, waktu istirahat sudah habis lagi. Kali ini aku berusaha untuk fokus pada pelajaran. Memang tidak salah, jika kita memperhatikan dengan baik, waktu akan terasa cepat. Tak disangka, terdengar suara �tettt ,tett , tettt��,tanda waktu belajar hari ini telah selesai.
Kami berempat bergegas pulang. Seperti yang telah direncanakan, kami akan menunggu Doni di jalan biasa untuk membuatnya takut. Cukup lama kami menunggu, akhirnya Doni datang juga. Kami menyanyikan lagu itu lagi. Doni yang semula berjalan biasa menjadi lari terbirit-birit meninggalkan jalan itu. Ku kira cukup sampai disitu aku mengerjainya.
Begitulah kira-kira kekonyolanku bersama sahabat TOIL-ku, yang menarik, dan menggelikan. Namun kurasa pengalamanku ini tidak patut untuk dicontoh�.